15 Juni 2011 on twitter...
#nomention kami di antara timeline follower kami...
Rinduku rindunya di Timeline...
mencintaimu adalah rahasiaku, yang tak diketahui kamu, yang dimengerti rindu.
bahkan di bawah matamu saja kutemukan teduh. menenangkan riuh rindu paling gaduh, yang lama nyerinya mengaduh.
~ Beri aku riuh rindu paling gaduh agar dapat tanganku menuliskan keluhmu menjadi syair yang membasuh luka batinmu.
lalu kau diam. bagaimana aku membalas tatap tajammu? aku gemetar, peluklah biar suaraku tak tercekat. dan rinduku hangat.
di detak jantungku. di denyut nadiku. di sanalah aku menempatkan riuh rindu. usap dadaku, dan bilalah luka maka akan terbasuh sirna.
~ Desir nadiku melaju meski di sengat sepi, bentangkan dadamu ingin ku dengar riuh rindumu dari lubuk nurani.
dan entah aku menamaimu siapa. kusebut saja cinta. atau rindu?
aku sudah merebah, supaya degubku kau dengar dengan mudah. di sanalah. tepat di sana, rindu meriuh. dan sepimu akan segera gaduh.
~ Jelas degupmu begitu terasa menyeruak ke bilik jantung, inikah yang kau sebut rindu , gaduh.. begitu menggebu.
kepadamu, yang kusebut rindu. mengertilah, aku mencintaimu. bolehkah aku merebahkan jemari dirimbunnya aksaramu?
benarlah ini rindu , di bilik-bilik jantungku mengalirkan merah yang kamu. mendegub gebu paling sumringah, yang menyeruak sesak tanpa pilu.
Bermanjalah di dekapku, sebelum aku mendekap aksara untuk mengisi kekosongan rinduku.
~ Adalah aku yang bersembunyi di balik kertas putih, menawan rindu di antara aksara sentuhan jemarimu.
karena sesungguhnya aksara itu adalah kamu, rindu . jemari menuntunku untuk merebahkanmu, dan kertas putih itu adalah aku, yang kosong.
~ Aku masih kenal sentuhanmu yang dulu saat kau sampaikan rindu lewat jemarimu yang menari di dadaku.
begitukah rindu melekat di dadamu? begitupun aku. ia melekat. erat. di pelupuk mataku. menjadi bening paling hening, setelah pergimu.
~ Inilah rindu yang ku pupuk di dadaku, mungkin kau perlu waktu untuk mengundangku dalam pelukmu.
tidak. tersebab rindu hanya membutuhkan anggukmu. menunggu setujumu, dan kita sama-sama merawatnya dalam dekap tanpa masa yang menyekap.
Aku sedang berbincang dengan rinduku. Maka inilah malam yang akan senantiasa menjadi kenang tanpa kepiluan.
~ Adakah rindu lain yang bersemayam di hatimu? Pastikah kita merawatnya hingga lebat berbuah ? Bimbang aku melangkah dalam gelisah.
Kukatakan, takkan pernah ada sesiapapun, kecuali kamu. Buah-buah itu akan menjadi anak-anak rindu yang mencipta tabah saat kita resah.
~ rinduku hilang ntah kemana
jika rindumu itu aku, maka di sinilah aku menetap. dalam hening doa yang tak terucap. tepat di sepi yg membekap. kau cari saja aku.
~ Setiap malam dengan sunyi airmata ku haturkan sebuah do’a , agar rindu ini tetap milik kita, selamanya.
Akan menjadi selamanya, jika rindu menetapkan masa sebagai kita, sebagai cinta yang diteguhkan semesta.
aku bahkan sudah menulis rindu dalam kertasku. sebelum aksaranya membaur dan hilang terlupa jemari yang beku.
17 Juni 2011..on twitter
#rindu itu kamu. selalu dalam putaran waktuku.
#rindu adalah kepingan rasa yang terbentur jarak untuk bertemu, atau hanya sekedar menyapamu.
musnahlah segala #rindu. ketika jemariku jemarimu bertaut. jarak sudah kita luluhkan dengan segumpal langkah dalam waktu.
masih di sinilah aku. menghitung debar-debar atas namamu. sekaligus waktu #rindu ,dan aku masih baik untukmu.
kau harus yakini hati sendirimu dulu, mengenaiku. mungkin #rindukita sudah menyatu, tapi rasa masih berjalan berliku, belum menemuimu.
~ Bukan sebab keraguanku merindumu hanya saja tak mudah menyusuri belantara matamu, untuk ku tau bahwa #rindu itu adalah aku.
aku tak meragu atas #rindu mu. tetapi tentang aku sendiri. sebab aku tak pernah mau, indahmu sirna hanya karena kesalahanku.
~ Kiraku tidaklah percuma aku mengenalimu lewat aksara yang bernamakan #rindu , ku yakinkan nuraniku bahwa rinduku tak salah berlabuh padamu.
Jika memang demikian, maka lempar jangkarmu dan labuhkan #rindu tepat di dermagaku. Biarkan aksara mjdi tukang kayu yg memperbaiki perahumu.
~ Maka ku biarkan kau menunggu, mungkin bukan sekedar dalam aksara tapi di dermaga, tempat kapalmu melabuhkan #rindu.
karena di situ tempatku, sembari bermain dengan kecil riak ombak. aku menantimu untuk menulis #rindu di pasirku.
~ Dan saat itu juga erat jemarimu menggandengku sambil ku tulis namamu di hamparan pasir pantai biru. Kita saling memeluk #rindu.
dan kita duduk tepat di lingkaran pasir, namamu namaku. #rindu saling memeluk, ombak beriak selayaknya mengangguk.
~ Di lingkaran pasir kau kecup pelan keningku,pada hangat pelukmu aku selalu kembali membuat beberapa syair #rindu , buatku selalu ingin temu.
Kau tulis saja syairmu di dadaku. Saat nanti laut memisahkan, biar #rindu membacanya sebagai detak.
~ Di tengah debur bahagia ku tuliskan syair di dadamu yang lapang, tempat ku mendekap #rindu , di bahumu.
Tulis sesukamu. Ajak jemarimu menari-nari menulis #rindu. dan ijinkan aku mengiringi dengan degubku. Lalu aku mendekapmu setelah itu.
~ Setelah kau peluk aku, maukah lagi kau merayakan #rindu ? Sebab hatiku sudah terbentur lama ke wajahmu.
apa perlu kusertakan gemintang? sebab perayaan #rindusesungguhnya adalah kamu. pun kecup hingga pagut adalah pesta pertemuan. jamuan.
~ #rindu telah membuat lidah kita liar berdansa, saling memagut mesra. Inikah jamuan pesta antara pertemuan kita.
liar sampai bintang malu-malu menatap kita. #rindu ini memabukkan. dan aku tak ingin jamuan ini habis, atau aku akan menangis.
~ Mungkin lebih baik kau menangis agar ku tau kau benar menyayangiku. Buat matahari dan bintang menyatu dalam satu #rindu.
maka ijinkan di dadamu, di pelukmu tumpah tetes airmata. sebentar saja. dekap, supaya hanya kau yang tau. #rindu akan membuat semua satu.
dalam lubuk hati, #rindu abadi. maka ijinkan jemari menulisnya dengan denyut nadi sebagai puisi.
begitulah rindu yang ku simpan di ingatan...
salam untukmu .. @dzdiazz
-never end-
#nomention kami di antara timeline follower kami...
Rinduku rindunya di Timeline...
mencintaimu adalah rahasiaku, yang tak diketahui kamu, yang dimengerti rindu.
bahkan di bawah matamu saja kutemukan teduh. menenangkan riuh rindu paling gaduh, yang lama nyerinya mengaduh.
~ Beri aku riuh rindu paling gaduh agar dapat tanganku menuliskan keluhmu menjadi syair yang membasuh luka batinmu.
lalu kau diam. bagaimana aku membalas tatap tajammu? aku gemetar, peluklah biar suaraku tak tercekat. dan rinduku hangat.
di detak jantungku. di denyut nadiku. di sanalah aku menempatkan riuh rindu. usap dadaku, dan bilalah luka maka akan terbasuh sirna.
~ Desir nadiku melaju meski di sengat sepi, bentangkan dadamu ingin ku dengar riuh rindumu dari lubuk nurani.
dan entah aku menamaimu siapa. kusebut saja cinta. atau rindu?
aku sudah merebah, supaya degubku kau dengar dengan mudah. di sanalah. tepat di sana, rindu meriuh. dan sepimu akan segera gaduh.
~ Jelas degupmu begitu terasa menyeruak ke bilik jantung, inikah yang kau sebut rindu , gaduh.. begitu menggebu.
kepadamu, yang kusebut rindu. mengertilah, aku mencintaimu. bolehkah aku merebahkan jemari dirimbunnya aksaramu?
benarlah ini rindu , di bilik-bilik jantungku mengalirkan merah yang kamu. mendegub gebu paling sumringah, yang menyeruak sesak tanpa pilu.
Bermanjalah di dekapku, sebelum aku mendekap aksara untuk mengisi kekosongan rinduku.
~ Adalah aku yang bersembunyi di balik kertas putih, menawan rindu di antara aksara sentuhan jemarimu.
karena sesungguhnya aksara itu adalah kamu, rindu . jemari menuntunku untuk merebahkanmu, dan kertas putih itu adalah aku, yang kosong.
~ Aku masih kenal sentuhanmu yang dulu saat kau sampaikan rindu lewat jemarimu yang menari di dadaku.
begitukah rindu melekat di dadamu? begitupun aku. ia melekat. erat. di pelupuk mataku. menjadi bening paling hening, setelah pergimu.
~ Inilah rindu yang ku pupuk di dadaku, mungkin kau perlu waktu untuk mengundangku dalam pelukmu.
tidak. tersebab rindu hanya membutuhkan anggukmu. menunggu setujumu, dan kita sama-sama merawatnya dalam dekap tanpa masa yang menyekap.
Aku sedang berbincang dengan rinduku. Maka inilah malam yang akan senantiasa menjadi kenang tanpa kepiluan.
~ Adakah rindu lain yang bersemayam di hatimu? Pastikah kita merawatnya hingga lebat berbuah ? Bimbang aku melangkah dalam gelisah.
Kukatakan, takkan pernah ada sesiapapun, kecuali kamu. Buah-buah itu akan menjadi anak-anak rindu yang mencipta tabah saat kita resah.
~ rinduku hilang ntah kemana
jika rindumu itu aku, maka di sinilah aku menetap. dalam hening doa yang tak terucap. tepat di sepi yg membekap. kau cari saja aku.
~ Setiap malam dengan sunyi airmata ku haturkan sebuah do’a , agar rindu ini tetap milik kita, selamanya.
Akan menjadi selamanya, jika rindu menetapkan masa sebagai kita, sebagai cinta yang diteguhkan semesta.
aku bahkan sudah menulis rindu dalam kertasku. sebelum aksaranya membaur dan hilang terlupa jemari yang beku.
17 Juni 2011..on twitter
#rindu itu kamu. selalu dalam putaran waktuku.
#rindu adalah kepingan rasa yang terbentur jarak untuk bertemu, atau hanya sekedar menyapamu.
musnahlah segala #rindu. ketika jemariku jemarimu bertaut. jarak sudah kita luluhkan dengan segumpal langkah dalam waktu.
masih di sinilah aku. menghitung debar-debar atas namamu. sekaligus waktu #rindu ,dan aku masih baik untukmu.
kau harus yakini hati sendirimu dulu, mengenaiku. mungkin #rindukita sudah menyatu, tapi rasa masih berjalan berliku, belum menemuimu.
~ Bukan sebab keraguanku merindumu hanya saja tak mudah menyusuri belantara matamu, untuk ku tau bahwa #rindu itu adalah aku.
aku tak meragu atas #rindu mu. tetapi tentang aku sendiri. sebab aku tak pernah mau, indahmu sirna hanya karena kesalahanku.
~ Kiraku tidaklah percuma aku mengenalimu lewat aksara yang bernamakan #rindu , ku yakinkan nuraniku bahwa rinduku tak salah berlabuh padamu.
Jika memang demikian, maka lempar jangkarmu dan labuhkan #rindu tepat di dermagaku. Biarkan aksara mjdi tukang kayu yg memperbaiki perahumu.
~ Maka ku biarkan kau menunggu, mungkin bukan sekedar dalam aksara tapi di dermaga, tempat kapalmu melabuhkan #rindu.
karena di situ tempatku, sembari bermain dengan kecil riak ombak. aku menantimu untuk menulis #rindu di pasirku.
~ Dan saat itu juga erat jemarimu menggandengku sambil ku tulis namamu di hamparan pasir pantai biru. Kita saling memeluk #rindu.
dan kita duduk tepat di lingkaran pasir, namamu namaku. #rindu saling memeluk, ombak beriak selayaknya mengangguk.
~ Di lingkaran pasir kau kecup pelan keningku,pada hangat pelukmu aku selalu kembali membuat beberapa syair #rindu , buatku selalu ingin temu.
Kau tulis saja syairmu di dadaku. Saat nanti laut memisahkan, biar #rindu membacanya sebagai detak.
~ Di tengah debur bahagia ku tuliskan syair di dadamu yang lapang, tempat ku mendekap #rindu , di bahumu.
Tulis sesukamu. Ajak jemarimu menari-nari menulis #rindu. dan ijinkan aku mengiringi dengan degubku. Lalu aku mendekapmu setelah itu.
~ Setelah kau peluk aku, maukah lagi kau merayakan #rindu ? Sebab hatiku sudah terbentur lama ke wajahmu.
apa perlu kusertakan gemintang? sebab perayaan #rindusesungguhnya adalah kamu. pun kecup hingga pagut adalah pesta pertemuan. jamuan.
~ #rindu telah membuat lidah kita liar berdansa, saling memagut mesra. Inikah jamuan pesta antara pertemuan kita.
liar sampai bintang malu-malu menatap kita. #rindu ini memabukkan. dan aku tak ingin jamuan ini habis, atau aku akan menangis.
~ Mungkin lebih baik kau menangis agar ku tau kau benar menyayangiku. Buat matahari dan bintang menyatu dalam satu #rindu.
maka ijinkan di dadamu, di pelukmu tumpah tetes airmata. sebentar saja. dekap, supaya hanya kau yang tau. #rindu akan membuat semua satu.
dalam lubuk hati, #rindu abadi. maka ijinkan jemari menulisnya dengan denyut nadi sebagai puisi.
begitulah rindu yang ku simpan di ingatan...
salam untukmu .. @dzdiazz
-never end-
No comments:
Post a Comment