Jiwa Di dalam Cermin
Kini ku pandangi jiwaku
Dihadapan cermin bebas
ku dapati ia berdiri gemetar
penuh dengan luka-luka dan goresan
Ku perhatikan wajahnya
penuh dengan rasa ketakutan
matanya yang sayu
bibirnya yang terasa menringis kelu
tubuhnya yang lemah
tak sanggup lagi menahan beban
beban-beban kehidupan
Beban-beban dosa
yang tak kuasa ia tahan
beban-beban cinta kosong
yang ia tidak dapat hilangkan
beban-beban ilusi
yang setiap kali menghabisi hidup ini
dengan rasa kehampaan
Di Tebing Hati
Rinduku liar berdansa di tebing hati
ia akan jatuh bila kau tak segera datang
Kedewasaan
cinta kita mestinya tak ada tangis, luka…
jika memanglah harus ada,
tangis dan luka adalah pertama
yang harus kita basuh dengan kedewasaan
Tentangnya
maaf tuhan,
bila ku sudah tak sanggup merasakan
desir angin, dingin air hujan, panas matahari
tetapi untuk dia,
jelas aku sanggup menuturkan detil kelembutannya,
tawanya, tangisnya, dan perangainya
terima kasih Tuhan,
telah menciptakan makhluk yang tak hanya tampan rupa
Adakah Dia disana
Desir nadi melaju meski disengat sepi
bertanya pada kelopak bulan
adakah kasihku di awan jinggamu
aku ingin menjemputnya saat purnama
No comments:
Post a Comment